Tanda Kamu Menjalani Toxic Relationship dan Cara Menyikapinya

Saat menjalin relasi dengan seseorang, kau niscaya mendambakan kekerabatan yang sehat ‘kan, Girls? Jika kekerabatan yang kau jalani sehat, maka kau akan merasa senang, memiliki nuansa yang nyata bersama pasangan, saling mendukung satu sama lain, dan masing-masing bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Namun, sering nggak sih kamu mendengar istilah toxic relationship? Atau jangan-jangan kamu sedang terjebak di dalamnya? Tentunya, kau mesti tahu tanda toxic relationship agar mampu memahami apakah kekerabatan yang kau jalani masih sehat atau enggak.


Kamu niscaya tahu dong bila dalam setiap hubungan, pertentangan memang akan selalu ada meskipun kamu menjalani korelasi yang sehat. Konflik tersebutlah yang hendak menciptakan kamu dan pasangan mampu lebih cukup umur, lebih memahami satu sama lain, serta sama-sama mengambil pelajaran di dalamnya. Hal ini akan terasa berlainan ketika kamu menjalani hubungan yang toksik, kau justu akan merasa nggak senang, merasa letih, nggak nyaman, korelasi terasa negatif, sampai mampu menyedot pikiran dan tenagamu.


Lantas, apa sih toxic relationship itu?  Toxic relationship atau korelasi beracun ialah ungkapan untuk menggambarkan bahwa korelasi yang kau jalani terasa nggak sehat dan bisa berpengaruh buruk bagi fisik sampai mentalmu. Sebenarnya toxic realtionship ini nggak hanya mampu terjadi pada sepasang kekasih. Bisa juga terjadi pada kekerabatan pertemanan, lingkungan kerja, hingga lingkungan keluarga. Namun dalam artikel ini, Hai Gadis akan fokus membicarakan perihal toxic realtionship dalam relasi sepasang kekasih ya, Girls.




Table of Contents




Tanda toxic relationship


Mungkin sebagian dari kamu telah pernah mengalami relasi beracun, melihat orang terdekatmu mengalaminya, atau justru sedang mengalaminya? Bahkan mungkin kamu justru nggak menyadari bahwa hubunganmu dengan pasangan yang selama ini terasa melelahkan ternyata yaitu hubungan yang toxic? Daripada kau kebingungan, kenali deh tanda toxic relationship berikut ini.


1. Salah satu pihak mendominasi


Tanda toxic relationship salah satunya ialah ketika kamu atau pasangan ada yang mendominasi dalam hubungan. Dalam menjalin relasi yang sehat, umumnya di antara kedua belah pihak akan saling mencintai, saling mendukung, dan saling mendapatkan satu sama lain. Kala ada dilema pun, kalian akan bekerja sama dan berbagi pertimbangan dalam mengambil keputusan.


Jika pasanganmu condong mendominasi, ia lazimnya memaksakan pendapatnya dan kurang menghargai pendapatmu. Atau mampu juga dia terlalu menertibkan dirimu yang membuatmu justru nggak bisa memutuskan sesuatu untuk dirimu sendiri. Kamu pun semacam terlalu dikelola olehnya. Contohnya, ingin bertemu sahabat, kamu mesti menerima izinnya apalagi dahulu. Atau ingin hangout bersama sahabat, ia akan marah jikalau kau nggak memberitahunya. Duh, jangan hingga deh Girls!


2. Kamu selalu merasa kurang di matanya


Tanda toxic relationship selanjutnya yakni saat kamu senantiasa merasa kurang di mata pasanganmu. Bisa dibilang, kau senantiasa merasa insecure alasannya pasangan bersikap seolah apa yang kamu lakukan terasa kurang baginya. Misalnya, kamu meminta berjumpa dengannya cuma di selesai pekan alasannya di hari lain kau konsentrasi dengan segala aktivitasmu. Hanya saja, kamu akan tetap memberinya kabar saban hari meski nggak mesti berjumpa .


Sementara itu, ia menganggapmu justru kurang perhatian padanya alasannya adalah ia ingin berjumpa denganmu setiap hari. Selain itu, mampu juga kamu jadi merasa insecure saat dia terlalu berekspektasi tinggi terhadapmu. Kamu jadi merasa ia terlalu menuntut. Hubungan jadi kurang nyaman deh alasannya beliau nggak pernah merasa cukup terhadapmu.


Padahal, dalam suatu kekerabatan hendaknya kedua belah pihak mesti bisa mendapatkan satu sama lain. Termasuk mendapatkan segala kekurangan dan kelebihan. Bukannya menuntut seseorang untuk selalu terlihat sempurna. Hayo, apakah kau sedang mengalami tanda relasi beracun yang satu ini?


3. Ia cenderung kurang supportive


Dalam kekerabatan yang baik, satu sama lain semestinya saling mendukung. Misalnya saja dalam hal menjangkau impian, mengejar-ngejar karir, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun pada hubungan yang toxic, pasangan akan condong kurang supportive. Padahal sebaliknya, kau sangat mendukungnya dalam menjangkau cita-citanya,  eh ia justru membatasimu dalam banyak hal.


Mau berkarir sesuai keinginanmu, ia kurang mendukung. Mau mengerjakan hobimu, ia kurang suka. Atau justru mau mengejar-ngejar pendidikan, ia malah merasa kau mengabaikannya. Kalau telah begini sih kau betul-betul terjebak di korelasi yang toxic, Girls. Tentunya, hal ini juga menyedot mental dan pikiranmu.


4. Terlalu banyak mengkritikmu


Pernah nggak sih mengalami korelasi yang toxic di mana pasangan sedikit-sedikit melontarkan kritik? Memang sih, kritik itu baik sebab kerap kali akan membangun diri kita untuk belajar dari kesalahan. Namun jika kritiknya mirip, “Kok kamu gendut sih?”, “Kok kau nggak mampu pinter dikit sih, saya aja bisa ngerjain itu”, atau “Kamu bisa nggak sih putihan dikit kulitnya agar lebih manis?”?


Itu sama saja mencela kekuranganmu. Jika kritik yang ia sampaikan membuatmu jadi nggak mampu menghargai diri sendiri dan kekuranganmu sendiri, maka hal tersebut termasuk tanda toxic relationship. Boleh deh sesekali mengkritikmu seperti kritik biar kau nggak malas belajar, dan kritik yang membangun lainnya. Tentunya, kritik juga harus disampaikan dengan bahasa yang bagus, bukan?


6. Pada setiap urusan, kau terus menjadi kambing hitam


Selanjutnya, yang tergolong tanda toxic relationship yaitu ketika kamu terus menjadi kambing hitam saat kau dan pasangan mengalami problem. Mengalami problem dalam suatu hubungan itu masuk akal dan bisa menciptakan hubungan menjadi lebih berkualitas. Sebab, keduanya akan turut mencari penyelesaian atas masalah tersebut.


Namun kalau salah satu selalu disalahkan alias menjadi kambing hitam atas permasalahan tersebut, tentu relasi jadi sungguh toxic. Kamu jadi merasa bahwa kamulah sumber dari segala permasalahan. Meski kadang-kadang kamu tahu bahwa bukan kamu alasannya dari permasalahan, kamu akan terus menyerah demi keberlangsungan kekerabatan atau justru demi membahagiakan pasangan.


7. Selalu ada kebohongan


Dalam menjalin relasi, kejujuran dan keterbukaan itu penting lho meski masing-masing masih memiliki privasi. Sebab, jujur dan terbuka akan menciptakan kedua pihak saling percaya sehingga hubungan makin berpengaruh. Nah, salah satu tanda relasi beracun yang membuatnggak senang antara lain ya ketidakjujuran.


Hal ini mampu saja terjadi akhir kamu maupun pasangan yang berbohong. Misalnya saja ketika salah satu dari kalian akan reuni dengan teman sekolah yang ada musuh jenisnya, bukankah lebih baik katakan secara jujur pada pasangan? Selain itu, bahkan setiap problem pun akan lebih singkat final jikalau diungkapkan secara terbuka. Sebab kebohongan nantinya akan berujung kebohongan lain yang berujung pada ketidakpercayaan. Hubungan jadi toxic dan bisa-bisa nggak bertahan usang.


8. Kamu nggak bisa menjadi diri sendiri


Ketika kau nggak mampu menjadi diri sendiri ketika menjalin relasi dengan pasanganmu, hal ini termasuk tanda toxic relationship. Bayangin deh, contohnya kamu suka makeup atau mewarnai rambut, eh pasanganmu melarangmu. Kamu suka dengan versi pakaian tertentu, eh pasangan menuntutmu memakai busana yang nggak kamu sukai cuma alasannya adalah beliau menyampaikan kau lebih cantik memakai busana tersebut.


Hmm, jika telah begitu sih kau akan susah jadi diri sendiri. Kamu juga akan kesulitan melakukan hal-hal yang kau sukai karena kau nggak ingin mengecewakan pasanganmu. Padahal dalam menjalin hubungan, masing-masing harusnya saling menerima keunggulan dan kekurangan pasangan, bukan?


9. Pasangan terlalu posesif


Hayo, siapa nih yang sedang mengalami hal ini alias diposesifin pasangan? Hati-hati lho Girls sebab posesif berlebihan termasuk tanda hubunganmu toxic. Pasanganmu jadi sering mengawasi setiap aktivitasmu secara berlebihan. Hingga contohnya adalah menyadap aplikasi Whatsapp-mu sebab ingin tahu kau berkirim pesan dengan siapa pun.


Atau, mampu juga teladan lain seperti pasangan cemburu dan murka berlebihan saat kau nggak sengaja menyapa teman lamamu yang musuh jenis alasannya berpapasan di jalan. Jika pasangan terlalu posesif, dia akan cenderung membatasi aktivitasmu dengan alasan yang kurang masuk nalar. Kamu pun jadi stress sendiri. Bahkan, hubunganmu dengan teman-temanmu atau rekan kerja bisa-bisa jadi jelek balasan pasangan terlalu mengekang.


10.Adanya kekerasan baik fisik maupun verbal


Nah, jikalau poin yang satu ini mungkin kamu sudah tahu ya, Girls? Bagaimana pun, kekerasan dalam kekerabatan, entah itu kekerasan fisik atau verbal ialah tanda toxic relationship. Masa iya sih kau akan merasa tenteram dan baik-baik saja ketika pasanganmu marah, ia akan memukulmu atau menyakitimu? Begitu pula dikala ia melontarkan kata-kata kasar yang menyakiti hatimu, tentu itu sudah nggak bisa disepelekan lagi.


Apapun sebab, kekerasan adalah tindakan yang salah. Meskipun hal tersebut timbul alasannya pasangan marah kepadamu atas kesalahan yang kamu lakukan. Kesalahan atau persoalan bisa kok tertuntaskan dengan baik tanpa saling menyakiti, bukan? So, jikalau pasanganmu sudah main fisik dan suka berkata garang, kau pasti tahu deh apa yang harus kau lakukan.


11. Kamu selalu ketimbang orang lain


Tanda kekerabatan toxic yang satu ini juga masih relate dengan poin nomor 2 nih, Girls. Pasangan selalu merasa bahwa kau kurang di matanya juga tergolong toxic. Apalagi jikalau beliau hingga membandingkanmu dengan orang lain. Yang lebih parah, ia justru membandingkanmu dengan mantan alias abad lalunya.


Ia jadi kurang menghargai keunggulan dan kekuranganmu. Duh, jika telah begini sih niscaya bakalan menyerang mental kamu. Kamu pun jadi senantiasa merasa insecure alasannya ia nggak mampu menerimamu apa adanya. Semoga kau nggak terjebak dalam suasana ini deh!


12. Ia sering meremehkan perasaanmu


Tanda toxic relationship yang nggak kalah menyebalkan adalah ketika pasanganmu sering meremehkan perasaanmu. Dalam berhubungan, acap kali kamu niscaya akan merasa ada yang salah darinya dan membuatmu murung atau murka. Nah, pasangan yang toxic bukannya introspeksi diri justru malah berkata, “Halah, gitu aja murka.” atau “Halah, kamu gitu aja masa baper, aku ‘kan cuma bercanda.”.


Ia jadi condong kurang peduli dengan perasaanmu. Akibatnya, kau akan sibuk memvalidasi perasaanmu sendiri, mirip merasa, “Apa bener ya aku baperan?”, “Apa iya ya aku mudah marah?”. Kamu pun jadi nggak bebas mengekspresikan perasaanmu. Kalau ada sebuah persoalan, kau jadi memilih untuk memendamnya. Hal ini pasti nggak cantik buat kesehatan mentalmu.


Itulah beberapa tanda toxic relationship yang pastinya sangat nggak sehat untukmu. Semoga saja kau nggak terjebak dalam salah satu dari suasana-situasi di atas, ya. Namun kalau memang kau sedang berada dalam relasi yang toxic, maka kamu nggak perlu cemas. Kamu  bisa menyikapinya dengan hal-hal berikut ini.


Tips merespon toxic relationship


Bingung gimana cara keluar dari toxic relationship? Nih, Hai Gadis punya beberapa tips menanggapi toxic relationship yang bisa kamu lakukan:


1. Pahami lagi apakah hubunganmu bisa dipertahankan atau enggak


Hal pertama yang mampu kau kerjakan selaku cara merespon toxic relationship antara lain adalah mengerti hubunganmu. Dengan suasana toksik tersebut, kau mampu menimbang-nimbang apakah hubunganmu bisa dipertahankan atau justru lebih baik diakhiri. Meski condong susah, memperbaiki relasi yang beracun mampu saja dijalankan kok. Caranya dengan saling terbuka, saling introspeksi, dan sama-sama berkomitmen untuk menjalin korelasi yang sehat.


Jika sukar dikerjakan berdua, kamu mampu kok minta pinjaman profesional. Namun jikalau antara kamu atau pasangan susah berkomitmen untuk berubah lebih baik dan menjalin relasi sehat, mengakhirinya mungkin jadi jalan yang sempurna. So, pikirkan baik-baik ya, Girls.


2. Berani untuk berpisah


Terkadang, seseorang memutuskan untuk tetap bertahan pada hubungan yang toksik alasannya adalah merasa masih mengasihi pasangan. Sementara itu, ia tetap menahan ketidaknyamanan dan rasa tertekan dalam menjalani hubungan sambil berharap pasangan bisa berubah. Boleh saja kau memutuskan bertahan jika hubungan masih bisa diperbaiki dan dijalani dengan lebih baik atas akad kedua belah pihak.


Namun kalau nggak ada penyelesaian dan terus bertahan begitu-begitu saja, kamu mesti berani untuk berpisah, Girls. Hal ini akan lebih baik untuk kesehatan mental kau. Memang akan sulit alasannya kamu sangat menyayanginya dan sudah banyak kenangan dengan pasangan yang kamu miliki. Namun, usang-kelamaan kau pasti bisa move on kok.


3. Ungkapkan secara jujur perasaanmu


Cara menyikapi toxic relationship selanjutnya adalah dengan mengungkapkan perasaanmu secara jujur. Apa yang kamu rasakan selama menjalani kekerabatan, mampu banget kok diungkapkan ke pasanganmu secara baik-baik. Jangan hingga kamu malah enggan mengatakannya alasannya takut menciptakan pasanganmu tersinggung atau sakit hati.


Selanjutnya, kau bisa deh menyaksikan bagaimana responnya. Jika pasanganmu mau introspeksi diri dan bukannya malah playing victim, maka kamu akan lebih mudah mendiskusikan tentang kelanjutan relasi. Kamu pun nggak perlu takut untuk menciptakan keputusan mengenai hubunganmu berikutnya. Oh ya, bila seseorang nggak berani berdiskusi dengan pasangannya, berarti hal tersebut menjadi tanda kekerabatan nggak sehat lho.


4. Percaya diri


Percaya diri itu penting lho, Girls. Apalagi kalau kau ingin segera keluar dari hubungan yang beracun. Percaya dirilah dalam menciptakan keputusan, berkata jujur pada pasanganmu, dan percaya bahwa kamu pun berhak bahagia. Oh ya, saat mendiskusikan perihal persoalan hubungan toksik ini, nggak jarang ada pasangan yang justru bersikap gaslighting alias memanipulasi semoga kamu jadi bimbang.


Atau justru bersikap playing victim di mana dia juga memanipulasi agar seperti kamulah sumber dari dilema hubunganmu ini.  Percaya diri menjadi salah satu cara untuk merespon toxic relationship sehingga kau nggak merasa rendah diri. Gimana? Nggak mau ‘kan terjebak pada korelasi nggak sehat ini terus-menerus?


5. Ungkapkan kritik secara sehat


Cara menanggapi toxic relationship yang satu ini masih nyambung sih Girls dengan poin kedua. Saat kamu mengungkapkan perasaanmu secara jujur, jangan lupa juga untuk sampaikan kritik secara sehat. Nggak perlu takut deh obrolanmu jadi nggak nyaman. Yang terpenting, semua hal yang kau pendam selama ini tersampaikan.


Begitu pula dengan pasanganmu, kamu bisa memintanya untuk memberikan kritiknya kepadamu secara sehat. Jangan sampai deh kau berpikir untuk berbohong demi kebaikannya atau justru senantiasa mengalah alasannya adalah takut berargumen. Dengan demikian, percakapan akan terjadi dua secara dua arah.


Gimana? Cara merespon toxic relationship di atas mudah atau sukar untuk kau kerjakan nih, Girls? Jika merasa kesusahan, meminta tunjangan profesional juga jadi solusi yang baiklah kok. Yang terpenting, kau mampu terbebas dari korelasi yang nggak sehat deh. Semoga sehabis ini, pikiran dan mental kau jadi lebih baik, ya!


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel